Berpacu dengan waktu (ilustrasi). Credit: pexels.com |
Di mulai dari yang paling mendasar adalah jam berapa tidur dan jam berapa bangun pagi. Pagi hari sangat berharga bagi seorang penulis untuk menulis artikel baru karena pada saat itu pikiran masih segar. Jadi, penulis tidak boleh beranggapan bisa tidur kapan saja ia mau dan bangun kapan saja, ini anggapan yang salah, sebab anggapan seperti ini membuat tidak produktif.
Penulis online atau orang dengan profesi lainnya yang tidak terikat jam kerja haruslah tetap berpikir seperti orang yang bekerja dengan perusahaan, adanya target dan jam kerja yang jelas agar bisa bersaing dengan para penulis lain. Semakin hari persaingan bukannya semakin ringan tetapi semakin berat. Jika tidak ada jadwal yang jelas dalam pekerjaan sangat memungkinkan Anda sulit maju.
Jadi kesimpulannya apapun profesinya harus mempunyai jam kerja yang jelas bukan sekehendak hati kapan mulai bekerja dan kapan harus berhenti. Jika perlu Anda menuliskan jam-jam rutinitas mulai dari tidur sampai tidur lagi di atas kertas dan ditempelkan di dinding kamar. Namun jika menurut Anda terlalu berat jika harus demikian, maka mulailah dari yang paling kecil seperti bangun pagi harus minimal shubuh, setelah itu mandi, sarapan dan mulai menulis. Cara ini telah menjauhkan Anda bangun kesiangan dan waktu di pagi hari yang sangat berharga tidak terlewatkan.
Bangun kesiangan banyak ruginya, sala satunya kondisi fisik. Bangun setelah matahari terbit membuat tubuh terasa panas dan cenderung mengantuk sepanjang hari. Tentunya jika Anda seorang Muslim melewatkan shalat subuh merupakan dosa besar. Jadi, sebenarnya waktu-waktu shalat itu telah menuntun untuk produktif. Misalnya, di waktu subuh harus bangun pagi, dzhuhur menunjukkan istirahat, ashar menandakan sore hari dan seterusnya.
Jadi, berusahalah untuk mengatur hari-harimu sebaik mungkin.
No comments:
Post a Comment