Para bapak atau ibu dalam rumah tangga paling tidak memiliki 1 anak kesayangan. Anak kesayangan ini biasanya anak yang patuh, disuruh belajar mau, disuruh untuk tidak keluar malam dipatuhi, disuruh untuk shalat dilaksanakan.
Begitu juga dikantor antara atasan dan bawahan, disuruh mengerjakan tugas selesai dengan segera, dibuat peraturan tidak boleh datang terlambat ia selalu datang tepat waktu, atasan melarang untuk tidak membuka Facebook saat jam kerja ia patuhi.
Dari contoh pertama, jika anak meminta sesuatu kepada orangtuanya, misal: "Pak, saya perlu uang untuk membeli buku", "Ma, saya perlu uang untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah", "Pak, sepatu saya sudah tidak muat, tolong papa belikan yang baru". "Ma, seragam sekolah saya sudah tidak layak pakai". Begitu orangtuanya mendengarnya, saya yakin orangtua langsung bilang: "Berapa semuanya, nih saya kasih". Atau jika tidak ada uang saat itu juga, mereka akan rela berhutang.
Pada contoh yang kedua, melihat bawahan yang rajin dan disiplin, sang atasan akan berpikir segera untuk menaikkan jabatan si bawahan, tanpa diminta oleh bawahan itu sendiri. Sebab, atasan yang mempromosikan bawahan akan lebih mudah diproses daripada bawahan sendiri yang meminta jabatan lebih tinggi.
Contoh di atas hanya sebatas manusia dengan manusia, atas kepatuhan membuahkan rasa sayang yang kemudian memudahkan menggapai kesuksesan.
Begitu juga hendaknya manusia kepada Alllah SWT, pemilik seluruh yang ada di langit dan di bumi. Jadi, jika ingin urusan dimudahkan, pintu-pintu rizki dibuka lebar, diberikan rahmat, kasih sayang, tentu harus mematuhi perintah yang memerintah, yakni Allah SWT dan rasulNya.
Tetapi jika shalat tidak mau, puasa tidak mau, maksiat jalan terus, bagaimana kasih sayang Allah akan tercurah? Sehingga hidup terasa sempit, masalah bertambah terus, tidak ada ketenangan hidup, dan stres. Maka wajarlah demikian, sebab tidak patuh kepada manusia saja bisa berakibat buruk, apalagi tidak patuh kepada Sang Pencipta.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath Thaalaq: 2-3).
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl: 97)
^Baca juga: Supaya tidak kehabisan ide ketika menulis.
No comments:
Post a Comment