Foto ilustrasi. Credit: pexels.com |
Berpikir dewasa di sini adalah berpikir jauh tentang persiapan masa depan, masa di mana terpikirkan tentang karir, orang tua di masa tuanya, pernikahan, anak, rumah dan fasilitasnya, kendaraan dan sebagainya. Saat kita mulai memikirkan hal ini, seharusnya semangat kita semakin tinggi setiap harinya.
Anak adalah harapan orang tua. Orang tua pasti menginginkan anaknya lebih baik darinya, di bidang apapun itu, orang tua menginginkan yang lebih dari anaknya. Salah satu yang menjadi beban bagi mereka adalah khawatir anaknya tidak bisa berdikari, mandiri, lepas dari tanggungan mereka, sebab mereka sadar tak selamanya tubuhnya kuat seperti dahulu untuk mencari penghasilan.
Untuk bisa bersaing di masa depan dibutuhkan keahlian yang didapat dari bangku pendidikan atau belajar otodidak, yang penting punya sesuatu yang diandalkan.
Melihat keadaan sekitar membuat kita sering bertanya, aku sudah bisa apa? Mereka yang jauh dari orang tua seperti anak kos-kosan pasti tahu benar rasanya hidup dalam keterbatasan yang bergantung dari kiriman belanja bulanan. Ingin punya ini-itu, fasilitas ini-itu terkadang mengganggu pikiran dan saat itulah semangat kembali tinggi.
Jika Anda sering membaca kisah orang-orang sukses, rata-rata kehidupan mereka sebelum sukses penuh dengan perjuangan, gagal-coba lagi, begitu terus-menerus sampai berhasil. Bahkan, di saat paling krisis di saat itu pula pintu keberhasilan mulai terbuka.
Jadi, timbulnya perasaan ingin hidup lebih baik adalah sesuatu yang wajar, ia dijadikan sebagai pemacu semangat, karena dengan semangatlah perjuangan hidup tetap berlanjut.
No comments:
Post a Comment